Rabu, 14 Juni 2023

Cerita Sex Gairah Polwan Cantik

Akhirnya sirine yang kutunggu itupun berbunyi. Dengan iramanya yang khas, sirine itu menjadi sinyal untuk kami agar segera melaksanakan apel sore dan bersiap untuk pulang ke asrama.

“Jaga kondusifitas keamanan sekitar dan setiap anggota wajib memberi tauladan yang baik kepada masyarakat”, kata komandan regu kami mengakhiri amanatnya pada sore hari yang mendung itu.

Akhirnya setelah rutinitas mengisi daftar hadir, aku segera berlari kecil untuk bergegas keparkiran motor, untuk mengambil kendaraanku. Rasanya birahuku sudah sampai diubun-ubun ingin segera menyalurkan hasrat bilogisku yang begitu bergelora.

Namaku Luna seorang polisi wanita yang bertugas di sebuah kabupaten kecil di negeri ini. Seperti layaknya anggota polwan, tubuhku langsing dan kencang karena hasil latihan fisik rutin yang selalu di lakukan setiap hari. Warna kulitku kecoklatan khas negeri ini, banyak orang yang mengatakan warna kulitku eksotis. Tinggiku 169 dan tergolong tinggi semampai, rambutku tentu saja pendek sampai ke tengkuk. Banyak orang yang bilang, semula tidak kupercayai, bahwa aku tergolong wanita dengan hasrat seksual yang besar. Mereka mengatakan ini karena sosok tubuhku agak bungkuk seperti bongkok udang. Tentu semua omongan ini hanya kuanggap omong kosong. Namun perlahan aku seperti membuktikan sendiri kebenaran omongan ini.
“rrrrrrrt,rrrrrrrrrrt”

Tanda getar di ponsel menandakan ada sinyal sms masuk.

Sambil duduk di jok motor aku buka hp dan membaca isinya , “ Hai Mbak sexy kutunggu kamu di kontrakkan sudah kusiapkan kejutan yang manis buat kamu”.

Itu sms dari laki-laki misterius yang telah berhasil membuatku jatuh hati dan menyerahkan segalanya.

Naluri kewanitaanku secara alamiah bangkit bahkan hanya dengan membaca sms ini. Betapa mahirnya laki-laki yang bernama si Ridwan ini membuatku ketagihan secara seksual.

Dengan hati yang berdegup secara kencang, aku pacu sepeda motorku untuk menuju kontrakan Ridwan yang terletak tidak jauh dari asrama tempatku tinggal. Sebagai wanita, kami dibudayakan tertutup secara seksualitas. Bahkan kami tidak diajarkan oleh leluhur kami untuk menikmati aktifitas bersenggama dan berhak memperoleh kenikmatan yang sama seperti halnya laki-laki. Namun Ridwan perlahan namun pasti mengajarkanku arti nikmatnya berhubungan badan.

10 menit kemudian sampailah aku di kediaman Ridwan yang cukup mewah untuk ukuran warga kabupaten ini. Ridwan sendiri adalah seorang mahasiswa anak dari orang tua yang cukup berada. Tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi dariku dan dia berkulit putih. Usianya 4 tahun dibawahku, Posturnya sangat terjaga karena dia rajin berolahraga. Awal pertemuan kami terjadi di sana.

Sebagai anggota kami diharuskan untuk menjaga bentuk tubuh. Apalagi untuk wanita, bulliying dari senior akan sangat sadis bila kedapatan tubuh kami sedikit berlemak. Sejak lulus dari asrama, olahraga pagi adalah makanan sehari-hari. Secara rutin aku berlari, fitness dan mengikuti aerobik yang diadakan di gor olahraga ataupun stadion kabupaten.

tempat fitnes Jos Gym yang menjadi saksi awal pertemuanku dengan Ridwan. Saat itu, ditengah keasyikan berlatih ada seorang laki-laki yang mendatangi dan menyapa.

“ halo, selamat sore, maaf mengganggu Mbak ini aparat ya?”
“ iya benar, Mas siapa ya??”
Jawabku dengan nada tegas dan ketus karena kami memang dilatih demikian.
“ perkenalkan nama saya Ridwan” sambil menjulurkan tangan, tanda ia ingin berkenalan.
“ Luna” jawabku sambil menjabat tangan Ridwan
“ Mbak maaf ya gerakannya sudah bagus kok, tapi kurang tepat, ini saya tunjukkan gerakan yang benar”
Ridwan kemudian mengambil dumbel tersebut dan mencontohkan gerakan yang tepat dibandingkan gerakan yang tadi aku lakukan.
“ Untuk latihan kaki gerakan yang benar seperti ini Mbak, harus jongkok sampai kebawah ,dengan ini Mbak bisa membentuk pantat, betis, tungkai dan tumit sekaligus”

Aku memperhatikan dengan seksama, sambil menaruh kesan awal yang baik kepada pemuda ini. Bahasanya baik, sopan, tempangnya ganteng, dan yang terpenting dia berani untuk mengajak ngobrol seorang anggota. Bukan rahasia umum, banyak laki-laki yang selalu melirik atau terpesona dengan kecantikan maupun kesexyan polwan yang biasa berbalut busana kerja ketat, namun sayang tidak mempunyai KEBERANIAN untuk mendekati kami. itulah yang membuat beberapa diantara kami kesulitan untuk menemukan pasangan hidup.

Tapi pemuda ini berbeda. Dia bisa mendekatiku dengan lembut dan sopan seperti gentleman. Mungkin itu alasan dia segera mendapatkan tempat di hatiku. Sore itu kami lalui dengan penuh senyum dan canda. Obrolan diantara kami begitu cair dan akrab. Kuperhatikan dari kaca yang bertebaran di tempat fitnes ini bagaimana Ridwan mencuri-curi pandang terhadap kesintalan tubuhku. Hari itu sebenarnya aku mengenakan pakaian yang biasa saja. Aku mengenakan kaos ketat tanpa lengan warna merah yang menampilkan keeksotisan warna kulitku. Mungkin karena ketatnya kaos yang kukenakan, buah dadaku yang tergolong cukup berisi juga terekspose secara maksimal. Untuk bawahan aku kenakan celana training panjang yang menutup rapat sampai mata kaki.

“ sekarang kita latihan trisep ya Mbak Luna” Ridwan berkata sambil mengambil barbell ukuran 4 kg yang berada di rak.
“ bagaimana gerakannya??” tanyaku
Jujur olahrafga fitnes memang baru buatku. Di asrama aku biasa olahraga lari mengelilingi asrama, push up, sit up, atau berlatih bela diri karate yang memang diajarkan.
“ pegang barbell dengan kedua telapak tangan Mbak di ujungnya, Seperti ini. Kemudian angkat kedua tangan Mbak rapat di kepala, trus lengan ditahan, barbell diturunkan kebelakang kepala, satu set hitungan 10 kali”

Gerakan ini aku lakukan menghadap kaca besar di salah satu sudut Gym. Pada pantulan kaca aku bisa melihat kedua tanganku terangkat. Kaos tanpa lengan yang kukenakan membuat ketiakku dapat terlihat jelas oleh Ridwan. Dia berdiri tepat dibelakangku untu menahan kedua lenganku agar tetap lurus. Ridwan terlihat sangat terpesona dengan kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu itu. Selain itu posisi ini membuat bulatnya dadaku semakin menonjol karena kedua tanganku terangkat tinggi keatas.
“ ayo mulai Mbak 1……2………3”

Gerakan latihan trisep itupun dimulai dengan sebuah pantulan cermin yang cukup membuat jantungku berdebar. Posisi kami benar-benar menempel. Dapat kurasakan nafas Ridwan yang berderu lebih cepat. Bahkan tanpa Dia sadari ada benda yang tiba-tiba menonjol di bawah celana trainingnya. Ridwan terangsang batinku.

“ Mbak Luna harum, aku suka bau badan Mbak….10 cukup”
Bisik Ridwan ketelingaku sambil mengambil barbell yang cukup berat untuk kuangkat .
Sambil mengambil nafas karena kelelahan dan sedikit horny kami lanjut ngobrol. Entah kenapa aku mudah sekali horny. Saat inipun wajahku bersemu merah, orang awam pasti melihat wajar wajahku merah karena habis olahraga tapi jujur sebenarnya aku terangsang. mungkin karena melihat seorang pria tampan yang berdiri tepat dibelakangku sambil pandangannya sangat mengagumi kemolekan tubuhku membuatku sangat terangsang. Atau juga karena tingkat stress di lingkungan kerjaku yang sangat tinggi yang membuatku mudah terangsang, entahlah.

“ Mbak kenapa ikut fitnes disini?”
“ iya biar badanku gak gemuk”
“ badan udah sexy gini kok dibilang gemuk”
“ hush badan semok gini kalo diliat seniorku masih dibilang gemuk tau”
“ berat ya pekerjaan Mbak”
“ iya makanya jarang ada cowo yang deketin aku”

Tanpa sadar aku mengucapkan pikiran negatif yang timbul sendiri. Mungkin karena perasaan bahwa kami ini karena tugas menjadi bukan seperti wanita normal.
“ ada aku kok Mbak Tanti yang mau sama kamu he he” kata Ridwan sambil bercanda
“ ha ha nanti juga kamu ketakutan sama aku, kayak cowo kebanyakan”
Ujarku sambil melagkah ke ruang ganti untuk berganti baju.

Pertemuan kami hari itu diakhiri tanpa ada yang spesial. Kami melangkah pulang kerumah masing-masing untuk kembali beraktifitas keesokan harinya.

Namun mungkin karena pertemuanku yang pertama itu dengan Ridwan, fitnes menjadi semakin rutin kujalani. Setiap sore kudatangi Jos Gym untuk berlatih. Ridwan juga demikian, dia selalu ada di tempat latihan setiap aku ada disana. Setelah dua mingguan rutin belatih kami baru tahu kalo sebenarnya rumah kami berdekatan. Jarak rumah kontarakan Ridwan hanya berjarak sekitar 7 menitan dari asramaku.

Selama dua minggu itu entah kenapa aku selalu ingin tampil sexy di hadapan Ridwan. Aku selalu mengenakan baju ketat tanpa lengan yang membuat lekuk tubuhku terlihat. Bahkan yang juga membuatku malu, aku mengenakan training panjang ketat yang bahkan membuat celana dalamku kadang-kadang terlihat. Penampilanku yang demikian rupanya membuat Ridwan juga semakin berbinar-binar matanya. Sering ketika kami sedang Ridwan tiba-tiba ijin untuk ke kamar mandi, katanya kebelet ingin buang air.

Hanya dalam dua minggu perubahan telah tampak di tubuhku. Pantatku semakin kencang, dan mungkin yang membuat Ridwan semakin berbinar adalah dadaku terlihat semakin berisi akibat latihan yang rutin. Gairah dan libidoku rupanya ikut berubah setelah latihan yang rutin. Kurasakan tubuhku begitu bergairah, namun sebagai wanita yang tidak tahu cara melampiaskannya, gairah ini kupendam sebisanya.

Sering terjadi ketika di asrama, gairahku meninggi kususnya pada malam hari. Biasanya menjelang tidur dengan libido seperti ini, kulepas seluruh busana yangmelekat di tubuhku, kadang cd tetap kekenakan kadang juga kutanggalkan . Sering teman-teman kamar yang tinggal seasrama terkejut ketika bangun dan menyadari bahwa sahabatnya tidur tanpa sehelai benangpun.

Buatku pribadi pengalaman tidur telanjang merupakan salah satu bentuk pelampiasan terhadap gairah yang begitu memuncak. Sering aku tidur tengkurap agar putingku yang tanpa penghalang bergesekan dengan seprei kasur dan sensaninya luar biasa. Cd yang melekat di daerah kewanitaanku sering kulepas dan tanganku yang nakal sering menggeseknya dengan guling atau selimut. Aku termasuk wanita yang pembersih. Setiap seminggu sekali selalu kucukur rambut-rambut yang tumbuh di arena intim dan ketiakku, dan melumurinya dengan ramuan tradisional yang mampu membuatnya bersih dan wangi.

Pengaruh libido dan hormon seksual jelas mempengaruhiku, dan jujur akupun telah melakukan eksperimen seperti tidur telanjang untuk menyalurkannya, namun hingga detik itu aku masih belum tau artinya sebuah kenikmatan seksual, sampai pagi itu Ridwan mengajakku untuk aerobik pagi bersama. Bioskop Online

*
“ mbak Luna besok aerobic pagi bareng yuk”
Itu bunyi sms Ridwan pada saat aku sedang bersiap tidur.
“ ayo kebetulan besok hari sabtu,kantor libur, jadi gak terburu-buru untuk apel pagi” jawabku
“horeeee, o ya boleh request gak Mbak Luna?”
“request apa ya Wan?”
“besok Mbak pake kaos merah yang sexy itu ya!”
“emang kenapa Wan?”
“gak apa Mbak , Ridwan senaeng aja kal liat Mbak pake baju itu”
“yau udah besok Mbak pake baju itu deh”
“ makasih ya Mbak, besok jam lima ditunggu ya deket stadion asrama”
“ haa jam lima??? Gak kepagian tuh Wan??”
“ enggak Mbak udah rame kok jam segitu”
“ ya uda jam lima teng mbak sudah disitu, awas kamunya jangan telat ya mbak push up nanti”
“ siap Komandan”
Setelah tidur yang singkat, akupun bangun untuk kemudian sebentar menggosok gigi dan mengenakan pewangi tubuh, aku berangkat menuju stadion dekat asrama tepat jam lima pagi. Betapa terkejutnya aku karena stadion masih sepi sekali. Bahkan suasanapun masih gelap.
“ pagi Mbak Luna, mari masuk” seru Ridwan menaymbutku di parkiran. Sikapnya masih gentel seperti biasa.
“ Ridwan kamu hebat tepat waktu, tadinya Mbak udah mau ngepush kamu. tapi ini masih sepi sekali, katamu udah rame??”
“ hush sini deh Mbak ada yang Ridwan mau omongin ama Mbak”

Kami kemudian masuk ke stadion. Dengan lapangan yang biasa mementaskan pertandingan tim daerah kami yang berlaga di divisi 2. Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berfokus menyorot ke lapangan. Sitambah udara pagi. Tentu suasana agak horror dan menyeramkan.

Ridwan kemudian terus berjalan mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Ridwan awas ya jangan macem2!!! kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Ridwan yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Ridwan toh tau Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya . Apalagi kalo dipenjara takut banget deh Mbak. Ini Ridwan Cuma mau jujur saja…..”
“Jujur apa Ridwan???cepet donk ngomongnya!!! Atau mbak panggil temen-temen mbak yang lagi patroli sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Ridwan Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Ridwan sambil menyodorkan satu bungkusan kado warna pink yang terbungkus sangat indah.“ ya ampun Ridwan kejutan apa ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata Ridwan

Akhirnya sirine yang kutunggu itupun berbunyi. Dengan iramanya yang khas, sirine itu menjadi sinyal untuk kami agar segera melaksanakan apel sore dan bersiap untuk pulang ke asrama.

“Jaga kondusifitas keamanan sekitar dan setiap anggota wajib memberi tauladan yang baik kepada masyarakat”, kata komandan regu kami mengakhiri amanatnya pada sore hari yang mendung itu.

Akhirnya setelah rutinitas mengisi daftar hadir, aku segera berlari kecil untuk bergegas keparkiran motor, untuk mengambil kendaraanku. Rasanya birahuku sudah sampai diubun-ubun ingin segera menyalurkan hasrat bilogisku yang begitu bergelora.

Namaku Luna seorang polisi wanita yang bertugas di sebuah kabupaten kecil di negeri ini. Seperti layaknya anggota polwan, tubuhku langsing dan kencang karena hasil latihan fisik rutin yang selalu di lakukan setiap hari. Warna kulitku kecoklatan khas negeri ini, banyak orang yang mengatakan warna kulitku eksotis. Tinggiku 169 dan tergolong tinggi semampai, rambutku tentu saja pendek sampai ke tengkuk. Banyak orang yang bilang, semula tidak kupercayai, bahwa aku tergolong wanita dengan hasrat seksual yang besar. Mereka mengatakan ini karena sosok tubuhku agak bungkuk seperti bongkok udang. Tentu semua omongan ini hanya kuanggap omong kosong. Namun perlahan aku seperti membuktikan sendiri kebenaran omongan ini.
“rrrrrrrt,rrrrrrrrrrt”

Tanda getar di ponsel menandakan ada sinyal sms masuk.

Sambil duduk di jok motor aku buka hp dan membaca isinya , “ Hai Mbak sexy kutunggu kamu di kontrakkan sudah kusiapkan kejutan yang manis buat kamu”.

Itu sms dari laki-laki misterius yang telah berhasil membuatku jatuh hati dan menyerahkan segalanya.

Naluri kewanitaanku secara alamiah bangkit bahkan hanya dengan membaca sms ini. Betapa mahirnya laki-laki yang bernama si Ridwan ini membuatku ketagihan secara seksual.

Dengan hati yang berdegup secara kencang, aku pacu sepeda motorku untuk menuju kontrakan Ridwan yang terletak tidak jauh dari asrama tempatku tinggal. Sebagai wanita, kami dibudayakan tertutup secara seksualitas. Bahkan kami tidak diajarkan oleh leluhur kami untuk menikmati aktifitas bersenggama dan berhak memperoleh kenikmatan yang sama seperti halnya laki-laki. Namun Ridwan perlahan namun pasti mengajarkanku arti nikmatnya berhubungan badan.

10 menit kemudian sampailah aku di kediaman Ridwan yang cukup mewah untuk ukuran warga kabupaten ini. Ridwan sendiri adalah seorang mahasiswa anak dari orang tua yang cukup berada. Tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi dariku dan dia berkulit putih. Usianya 4 tahun dibawahku, Posturnya sangat terjaga karena dia rajin berolahraga. Awal pertemuan kami terjadi di sana.

Sebagai anggota kami diharuskan untuk menjaga bentuk tubuh. Apalagi untuk wanita, bulliying dari senior akan sangat sadis bila kedapatan tubuh kami sedikit berlemak. Sejak lulus dari asrama, olahraga pagi adalah makanan sehari-hari. Secara rutin aku berlari, fitness dan mengikuti aerobik yang diadakan di gor olahraga ataupun stadion kabupaten.

tempat fitnes Jos Gym yang menjadi saksi awal pertemuanku dengan Ridwan. Saat itu, ditengah keasyikan berlatih ada seorang laki-laki yang mendatangi dan menyapa.

“ halo, selamat sore, maaf mengganggu Mbak ini aparat ya?”
“ iya benar, Mas siapa ya??”
Jawabku dengan nada tegas dan ketus karena kami memang dilatih demikian.
“ perkenalkan nama saya Ridwan” sambil menjulurkan tangan, tanda ia ingin berkenalan.
“ Luna” jawabku sambil menjabat tangan Ridwan
“ Mbak maaf ya gerakannya sudah bagus kok, tapi kurang tepat, ini saya tunjukkan gerakan yang benar”
Ridwan kemudian mengambil dumbel tersebut dan mencontohkan gerakan yang tepat dibandingkan gerakan yang tadi aku lakukan.
“ Untuk latihan kaki gerakan yang benar seperti ini Mbak, harus jongkok sampai kebawah ,dengan ini Mbak bisa membentuk pantat, betis, tungkai dan tumit sekaligus”

Aku memperhatikan dengan seksama, sambil menaruh kesan awal yang baik kepada pemuda ini. Bahasanya baik, sopan, tempangnya ganteng, dan yang terpenting dia berani untuk mengajak ngobrol seorang anggota. Bukan rahasia umum, banyak laki-laki yang selalu melirik atau terpesona dengan kecantikan maupun kesexyan polwan yang biasa berbalut busana kerja ketat, namun sayang tidak mempunyai KEBERANIAN untuk mendekati kami. itulah yang membuat beberapa diantara kami kesulitan untuk menemukan pasangan hidup.

Tapi pemuda ini berbeda. Dia bisa mendekatiku dengan lembut dan sopan seperti gentleman. Mungkin itu alasan dia segera mendapatkan tempat di hatiku. Sore itu kami lalui dengan penuh senyum dan canda. Obrolan diantara kami begitu cair dan akrab. Kuperhatikan dari kaca yang bertebaran di tempat fitnes ini bagaimana Ridwan mencuri-curi pandang terhadap kesintalan tubuhku. Hari itu sebenarnya aku mengenakan pakaian yang biasa saja. Aku mengenakan kaos ketat tanpa lengan warna merah yang menampilkan keeksotisan warna kulitku. Mungkin karena ketatnya kaos yang kukenakan, buah dadaku yang tergolong cukup berisi juga terekspose secara maksimal. Untuk bawahan aku kenakan celana training panjang yang menutup rapat sampai mata kaki.

“ sekarang kita latihan trisep ya Mbak Luna” Ridwan berkata sambil mengambil barbell ukuran 4 kg yang berada di rak.
“ bagaimana gerakannya??” tanyaku
Jujur olahrafga fitnes memang baru buatku. Di asrama aku biasa olahraga lari mengelilingi asrama, push up, sit up, atau berlatih bela diri karate yang memang diajarkan.
“ pegang barbell dengan kedua telapak tangan Mbak di ujungnya, Seperti ini. Kemudian angkat kedua tangan Mbak rapat di kepala, trus lengan ditahan, barbell diturunkan kebelakang kepala, satu set hitungan 10 kali”

Gerakan ini aku lakukan menghadap kaca besar di salah satu sudut Gym. Pada pantulan kaca aku bisa melihat kedua tanganku terangkat. Kaos tanpa lengan yang kukenakan membuat ketiakku dapat terlihat jelas oleh Ridwan. Dia berdiri tepat dibelakangku untu menahan kedua lenganku agar tetap lurus. Ridwan terlihat sangat terpesona dengan kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu itu. Selain itu posisi ini membuat bulatnya dadaku semakin menonjol karena kedua tanganku terangkat tinggi keatas.
“ ayo mulai Mbak 1……2………3”

Gerakan latihan trisep itupun dimulai dengan sebuah pantulan cermin yang cukup membuat jantungku berdebar. Posisi kami benar-benar menempel. Dapat kurasakan nafas Ridwan yang berderu lebih cepat. Bahkan tanpa Dia sadari ada benda yang tiba-tiba menonjol di bawah celana trainingnya. Ridwan terangsang batinku.

“ Mbak Luna harum, aku suka bau badan Mbak….10 cukup”
Bisik Ridwan ketelingaku sambil mengambil barbell yang cukup berat untuk kuangkat .
Sambil mengambil nafas karena kelelahan dan sedikit horny kami lanjut ngobrol. Entah kenapa aku mudah sekali horny. Saat inipun wajahku bersemu merah, orang awam pasti melihat wajar wajahku merah karena habis olahraga tapi jujur sebenarnya aku terangsang. mungkin karena melihat seorang pria tampan yang berdiri tepat dibelakangku sambil pandangannya sangat mengagumi kemolekan tubuhku membuatku sangat terangsang. Atau juga karena tingkat stress di lingkungan kerjaku yang sangat tinggi yang membuatku mudah terangsang, entahlah.

“ Mbak kenapa ikut fitnes disini?”
“ iya biar badanku gak gemuk”
“ badan udah sexy gini kok dibilang gemuk”
“ hush badan semok gini kalo diliat seniorku masih dibilang gemuk tau”
“ berat ya pekerjaan Mbak”
“ iya makanya jarang ada cowo yang deketin aku”

Tanpa sadar aku mengucapkan pikiran negatif yang timbul sendiri. Mungkin karena perasaan bahwa kami ini karena tugas menjadi bukan seperti wanita normal.
“ ada aku kok Mbak Tanti yang mau sama kamu he he” kata Ridwan sambil bercanda
“ ha ha nanti juga kamu ketakutan sama aku, kayak cowo kebanyakan”
Ujarku sambil melagkah ke ruang ganti untuk berganti baju.

Pertemuan kami hari itu diakhiri tanpa ada yang spesial. Kami melangkah pulang kerumah masing-masing untuk kembali beraktifitas keesokan harinya.

Namun mungkin karena pertemuanku yang pertama itu dengan Ridwan, fitnes menjadi semakin rutin kujalani. Setiap sore kudatangi Jos Gym untuk berlatih. Ridwan juga demikian, dia selalu ada di tempat latihan setiap aku ada disana. Setelah dua mingguan rutin belatih kami baru tahu kalo sebenarnya rumah kami berdekatan. Jarak rumah kontarakan Ridwan hanya berjarak sekitar 7 menitan dari asramaku.

Selama dua minggu itu entah kenapa aku selalu ingin tampil sexy di hadapan Ridwan. Aku selalu mengenakan baju ketat tanpa lengan yang membuat lekuk tubuhku terlihat. Bahkan yang juga membuatku malu, aku mengenakan training panjang ketat yang bahkan membuat celana dalamku kadang-kadang terlihat. Penampilanku yang demikian rupanya membuat Ridwan juga semakin berbinar-binar matanya. Sering ketika kami sedang Ridwan tiba-tiba ijin untuk ke kamar mandi, katanya kebelet ingin buang air.

Hanya dalam dua minggu perubahan telah tampak di tubuhku. Pantatku semakin kencang, dan mungkin yang membuat Ridwan semakin berbinar adalah dadaku terlihat semakin berisi akibat latihan yang rutin. Gairah dan libidoku rupanya ikut berubah setelah latihan yang rutin. Kurasakan tubuhku begitu bergairah, namun sebagai wanita yang tidak tahu cara melampiaskannya, gairah ini kupendam sebisanya.

Sering terjadi ketika di asrama, gairahku meninggi kususnya pada malam hari. Biasanya menjelang tidur dengan libido seperti ini, kulepas seluruh busana yangmelekat di tubuhku, kadang cd tetap kekenakan kadang juga kutanggalkan . Sering teman-teman kamar yang tinggal seasrama terkejut ketika bangun dan menyadari bahwa sahabatnya tidur tanpa sehelai benangpun.

Buatku pribadi pengalaman tidur telanjang merupakan salah satu bentuk pelampiasan terhadap gairah yang begitu memuncak. Sering aku tidur tengkurap agar putingku yang tanpa penghalang bergesekan dengan seprei kasur dan sensaninya luar biasa. Cd yang melekat di daerah kewanitaanku sering kulepas dan tanganku yang nakal sering menggeseknya dengan guling atau selimut. Aku termasuk wanita yang pembersih. Setiap seminggu sekali selalu kucukur rambut-rambut yang tumbuh di arena intim dan ketiakku, dan melumurinya dengan ramuan tradisional yang mampu membuatnya bersih dan wangi.

Pengaruh libido dan hormon seksual jelas mempengaruhiku, dan jujur akupun telah melakukan eksperimen seperti tidur telanjang untuk menyalurkannya, namun hingga detik itu aku masih belum tau artinya sebuah kenikmatan seksual, sampai pagi itu Ridwan mengajakku untuk aerobik pagi bersama. Bioskop Online

*
“ mbak Luna besok aerobic pagi bareng yuk”
Itu bunyi sms Ridwan pada saat aku sedang bersiap tidur.
“ ayo kebetulan besok hari sabtu,kantor libur, jadi gak terburu-buru untuk apel pagi” jawabku
“horeeee, o ya boleh request gak Mbak Luna?”
“request apa ya Wan?”
“besok Mbak pake kaos merah yang sexy itu ya!”
“emang kenapa Wan?”
“gak apa Mbak , Ridwan senaeng aja kal liat Mbak pake baju itu”
“yau udah besok Mbak pake baju itu deh”
“ makasih ya Mbak, besok jam lima ditunggu ya deket stadion asrama”
“ haa jam lima??? Gak kepagian tuh Wan??”
“ enggak Mbak udah rame kok jam segitu”
“ ya uda jam lima teng mbak sudah disitu, awas kamunya jangan telat ya mbak push up nanti”
“ siap Komandan”
Setelah tidur yang singkat, akupun bangun untuk kemudian sebentar menggosok gigi dan mengenakan pewangi tubuh, aku berangkat menuju stadion dekat asrama tepat jam lima pagi. Betapa terkejutnya aku karena stadion masih sepi sekali. Bahkan suasanapun masih gelap.
“ pagi Mbak Luna, mari masuk” seru Ridwan menaymbutku di parkiran. Sikapnya masih gentel seperti biasa.
“ Ridwan kamu hebat tepat waktu, tadinya Mbak udah mau ngepush kamu. tapi ini masih sepi sekali, katamu udah rame??”
“ hush sini deh Mbak ada yang Ridwan mau omongin ama Mbak”

Kami kemudian masuk ke stadion. Dengan lapangan yang biasa mementaskan pertandingan tim daerah kami yang berlaga di divisi 2. Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berfokus menyorot ke lapangan. Sitambah udara pagi. Tentu suasana agak horror dan menyeramkan.

Ridwan kemudian terus berjalan mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Ridwan awas ya jangan macem2!!! kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Ridwan yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Ridwan toh tau Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya . Apalagi kalo dipenjara takut banget deh Mbak. Ini Ridwan Cuma mau jujur saja…..”
“Jujur apa Ridwan???cepet donk ngomongnya!!! Atau mbak panggil temen-temen mbak yang lagi patroli sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Ridwan Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Ridwan sambil menyodorkan satu bungkusan kado warna pink yang terbungkus sangat indah.“ ya ampun Ridwan kejutan apa ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata Ridwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar