Senin, 31 Oktober 2022

Pengalaman Mencicipi Toket Jumbo Tetangga Kost Yang Super Seksi


Kejadian pertama kali sekitar 3 tahun yang lalu waktu aku kost di suatu kota karena tugas dari kantor, tetangga kost ku seorang gadis usia sekitar 22 tahun pertama ketemu Dominobet88 biasa cuma salaman sambil menyebut namanya ‘N’ dan waktu itu aku belum ada perasaan ku, maklum aku sudah punya keluarga dan anak.Suatu hari dia datang ke tempat kost ku dan dia hanya ngobrol biasa cerita tentang pacarnya, keluarganya dan hobby nya, aku pun hanya menjadi pendengar yang baik sambil nonton TV bareng.

Entah bagaimana asal mula nya tiba tiba dia mendekatkan duduknya ke kursi TV ku aku pun tidak ada maksud lain kecuali hanya mengelus punggung nya yg kebetulan waktu itu dia membelakangi ku tetapi tanpa ku duga dia malah mengerang seperti terangsang ughh mass.., aku pun kaget sebagai laki laki yg sudah berkeluarga aku pun mulai merasa nggak enak takut terjadi yang lebih jauh kasian dia kalau hanya menjadi teman tidurku saja pada waktu aku di tempat kost.

Tetapi justru reaksi gadis itu sungguh di luar dugaan ku dia malah balik memeluk ku sambil berkata
“mas aku kesepian peluk aku Mas cium aku Mas aku kesepian”. Sebagai laki laki normal iman ku pun runtuh ku peluk dia dan kuciumi dia yang sudah begitu nafsu, itu bisa kurasakan dari buah dadanya yang besar dan mengeras.

Dan aku baru sadar setelah dia membuka seluruh baju luarnya dan celentang di atas karpet kamar kost ku dengan hanya memakai CD merah & bra warna krem muda, tetapi aku menolak untuk berbuat yang lebih jauh lagi ku katakan padanya bahwa aku sudah berkeluarga & mempunyai anak aku hanya menurunkan Bra nya dan tampak didepan ku pemandangan yang sebelumya tidak kubayang kan sesosok tubuh sintal dengan buah dada yang besar, lalu kuremas remas dengan lembut buah dadanya yang montok & putih besar benar membangkitkan kejantanan ku.

Terus ku isap puting nya yang merah muda lagi masih kecil banget bergantian kiri dan kanan
“aduhh mass .. Terus mass isap lagi ..”
“berapa ukuranya ” kutanyakan sambul memegangi buah dadanya
“38 B ”
“wah pantesan gede banget” jawab ku
“mas nggak suka yah?”
“Inilah yang paling saya sukai” jawab ku sambil mengelus & meremas kedua susu nya
“yah udah terserah Mas mau di apain” jawabnya lagi pasrah.
Tapi malam itu tidak berlanjut sampai terlalu jauh karena sisi iman ku masih kuat dan dia ku suruh keluar ngobrol sama ibu kostku di ruangan tamu.

Hari – hari berikutnya dia sering datang ke rumah kost ku dengan alasan minta di ajarin komputer
“mas ajarin komputer dong ”
“boleh” jawabku
“kamu sudah punya pacar yg serius belum sih?” iseng iseng tanya ku
“ada sih”
“emang kenapa Mas tanya gitu? ” dia balik bertanya
‘”nggak papa aku cuma tanya aja” jawab ku
“kamu pernah dicium sama pacar kamu dong?”
“pernah tapi nggak sering”
“terus diapain lagi?”
“cuma dicium aja ”
“emang Mas mau ngajarin yang lainya selain dicium yah mas?” jawab nya setengah menantang
Edan pikirku anak ini sudah bener pasrah pada ku
“kamu pernah berhunbungan badan sama pacarmu belom?” tanya ku lagi
“lho kok Mas tanya gitu kayak wartawan aja”
“lho sorry kalo Mas kelewatan nanyanya?”
“aku belum pernah berhubungan badan Mas kecuali ciuman itupun nggak sering”
“masa”
“sumpah Mas boleh coba ..”
Nah luh lebih edan lagi anak ini masa aku disuruh coba menyetubuhi nya
“jangan bercanda Lho.. ”
“sungguh lho Mas aku mau kalo Mas mau”
“jangan macam-macam Mas kan sudah tua sudah punya keluarga lagi ” jawab ku
“aku nggak nuntut apa apa lho mas, karena aku tau Mas udah punya anak istri aku hanya suka aja sama mas”

Oh ya perlu pembaca tau saat itu usia ku 40 tahun dan dia sekitar 22
Wah wah aku pikir inilah sebuah gambaran kehidupan & pergaulan Dominobet88 kota metropolitan di mana batas antara dua sisi yang berbeda sudah samar atau bahkan sudah hilang sama sekali.

Hari itu tidak terjadi yang lebih jauh paling hanya cium dan remas payudara saja setelah itu dia saya suruh pulang, sebelum dia pulang dia membisikan lagi:
“Mas aku mau kalo Mas mau”
“Mau apaan ” kata ku setengah bercanda
“dasar ” katanya sambil meremas jari ku
Dua hari kemudian dia datang lagi ke rumah ku dia menanyakan tawaranya tempo hari:

“Gimana Mas mau nggak?”
“Ntar aku pikir pikir dulu?”
padahal dalam bathin ku telah terjadi peperangan antara mau dan tidak mau..
“Ah Mas banci sama saja kayak pacarku”
Nah lho sebagai laki laki normal aku merasa tertantang dengan kata kata banci tadi.
Entah setan mana yang merasuki pikiran ku aku jawab
“OK Kapan maunya?” balik ku tantang
“Nah gitu dong mas, jangan takut aku nuntut deh Mas aku tau diri kok”
“terus gimana kalo kamu hamil?”
“Kalo Mas mo keluar keluarinnya di luar aza yah?”
“kayak di film lho”
rupanya dia sering nonon film Blue
Dan aku pun janjian karena tidak mungkin aku melakukannya di kamar kost ku terlalu riskan walaupun ibu kost sudah percaya banget pada ku.

Esok harinya aku dan dia janjian di suatu tempat, dan seterusnya kami booking di suatu hotel.
Dikamar no 19 Aku mulai memenuhi tantangan dia, rupanya birahinya sudah tidak tertahan lagi begitu kami berada di kamar dan pintu sudah ku kunci dia langsung menubruk ku sambil melenguh

“Mass ..”

Kubuka t.shirt merah nya, lalu ku ciumi pangkal susu nya yang putih dan besar (ukuran 38 B) balas dia memegangi penis ku dari balik resluiting celanaku yang sudah mulai bereaksi
“Mass .. aku senang sekalii lho bisa berduaan begini ”
Sembari membuka bra Guess nya yang berwarna merah menyala sehingga kelihatan kontras sama kulit susu nya yang putih mulus lagi montok.
Ku jamah kedua susu nya yang besar dan ku ukur dengan telapak tangan ku ternyata kedua belah tangan ku tidak sanggup menutupi susu nya yang besar itu.


Kuciumi puting nya yang merah muda lalu ku isap isap sampai dia mengeluarkan erangan nikmat berkepanjangan:
“Mass ..Teruuss aduhh enak sekalii mass teruss ..
“lagi Mas satunya lagi.. oghh nikmat banget mass..”
Tanpa terasa dia pun sudah melorotkan jeans dan CD nya tanpa bantuan ku sama sekali.
“Mass.. pegangin yang bawah, dia tidak berani bilang memek atau vagina karena memang dia belum pernah melakukan persetubuhan sebelumnya.
Saya Lihat disekitar Vagina nya baru di tumbuhi bulu – bulu halus pendek, lalu ku elus tetapi di bagian lubang nya sudah mengeluarkan cairan hangat berupa lendir.
“Sementara mulutku meciumi tubuh nya yang putih mulus dari rambut, leher terutama susu nya yang betul sangat menggairahkan ku terus ku remas dan ku ciumi sampai ke pusar dan selangkannya sehingga aroma birahinya tercium jelas

“Masukin mass..”
“Bener Nggak nyesel nih kalo saya masukin?”
“Tidak mas” sambil menggeleng manja
Ku luruskan penisku ke lobang vagina nya yang sudah basah
“ohh .. mass ..”
Ku tekan terus
“Pelan pelan mass .. ouhh..”
terus kutekan penisku yang sudah sangat keras dan besar tetapi baru setengah masuk penisku dia menjerit halus..
“aduhh mass sakiit pelan pelan yahh ..”
“jangan terlalu dalam yah mass.. ” desahnya lagi
aku tahan aku tidak berani memaksakan memasukan seluruh penisku takut terjadi apa2.
Terus ku tahan di posisi setengah masuk, terus kutarik lalu di tekan lagi lagi2 dia menjerit halus kesakitan, terpaksa aku ahanya bisa memasukan setengah saja terus ku genjot turun naik, tetapi begitu turun (masuk hanya sampai setengah saja) dia kelihatan menikmati sekali terus terus terus ..
“oh Mas terus Mas enak banget Mas terus Mas tapi jangan terlalu dlam yah Mas .. masih sakit”
Saya lihat dia benar2 baru melakukannya hari itu, kelihatan dari reaksinya lebih banyak aku yang agressip sedang dia hanya menikmati Dominobet88 saja, walaupun demikian dia betul menikmati sehingga suatu saat dia mengeluarkan lenguhan panjang dn tanpa disadari pantatnay terangkat secara spontan dan bless masuklah penisku semua/

“Ouhh mass sakiitt ..”
bukan main kaget nya buru2 ku cabut penis ku tapi dia menahanya
“terusin Mas sakit sedikit gapapa kok ntar juga ilang”
terus ku pompa vagina nya sambil ku remas dan ku isap payudaranya dan tidak lama kemudian tubuhnya menggeliat geliat dan mengerang:
:”ouuhh mass aku aku.. keluaarr mass.. tekan mass..
ku tekan terus lalu ku tahan sampai dia lemas dan membuka matanya
“mas enak banget yah.. ”
padahal punya ku belum mau keluar terus kutahan didalam vagina nya yang sempit dan hangat sampai setengah jam kemudiam ku pompa lagi lalu kukatakan di sela erangan nikmatnya bahwa aku mau keluar dia tidak peduli lagi mani ku mau dikeluarkan di mana malah ketika mani ku sudah hampir muncrat malah dia memegangi pinggang ku makin erat sehingga crot .. crot.. crot.. crot .. mani ku keluar dalam vaginanya diringi erangan nikmat…

“oughh mass terus mass enaak sekalii ”
setelah mencapai klimaks dia baru sadar bahwa maniku di keluarkan di dalam
Terus ku tanya padanya
“N Kamu nggak nyesel yah?”
“tidak Mas ”
” N gimana kalo kamu hamil?”
“hah Iya yah Mas keluarin di dalam yah?”
” kan tadi kamu yang tahan ”
“Yah mudah2 an nggak hamil yah mas”
“walaupun saya hamil nggak nuntut Mas kok ” katanya
Tetapi setelah dua minggu kemudian dia bilang dia sedang datang bulan berarti dia tidak hamil, mungkin sewaktu kami melakukan hubungan badan dia sedang tidak subur.
Hari itu kami melakukanya sampai 3 kali, padahal di rumah aku paling kuat cuma 2 kali sampai tulang belulang ku serasa lemas begitupun dia yang baru pertama melakukan persetubuhan.
“mas selangkangan ku sakit ”
“yah itu karena kamu belum terbiasa bersetubuh” jawab ku
“lama-lama juga biasa ko ”

Dan setelah kejadian itu dia terus datang ke tempat kost ku sekedar bercumbu tetapi tidak sampai melakukan persetubuhan di tempat kost takut ketahuan.

Bila dia sedang tidak sibuk atau lagi senggang jadwal kuliah dan kerja nya dia selalu mengajak saya mengulangi perbuatan kami di Hotel kamar no 19 dan sampai sekarang masih berlanjut padahal saya dengar dia sudah mau nikah sama pacarnya yang dulu.

Minggu, 23 Oktober 2022

Tidurin Bibi Yang Sedang Memakai Daster

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga link dominobet terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.

Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 15 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.


Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.

Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.

Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada link dominobet belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.

Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,

“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,

“Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.

Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.

“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya.

Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.

”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus.

Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya,

“Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.

Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. 

Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.

Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam link dominobet lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan air maniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

Tamat.



Jumat, 21 Oktober 2022

Gadis Nakal Jadi Piala Bergilir


“Fana…”, “oh ada pak Boni” Boni mampir kerumah Fana DOMBET , tetangga barunya. Fana baru pindahan, cewek itu tinggal sendiri. “hehe… gimana Fana? enak nggak tinggal disini?”, “enak pak, suasananya tenang”, “iya… sepi… tapi panas ya?”, “iya pak… saya sering kepanasan”, “iya emang panas, bener deh Fana pake tanktop aja…”, “iya pak…biar gak terlalu gerah” Tanktop Fana sampe basah oleh keringat, buah dada cewek itu termasuk besar dan montok. Boni memilih mendekat, ia duduk disebelah Fana, “lama lama juga terbiasa nanti Fana, kalo saya biasa malah buka baju” Boni mencopot kaosnya, “iya pak mungkin nanti Fana bisa terbiasa”, “iya…wah…hehe… dibuka Juga Fana?”, “iya pak, tanktopku udah basah keringat”, “wow..hehe… Fana…” Boni tercengang melihat buah dada besar milik Fana. “kenapa pak?”, “puting susu kamu… kok…”, “puting susuku sembunyi ini pak” puting susu Fana tenggelam kedalam, buah dada besar milik Fana malah makin menggoda. “ooh… kok gitu?”, “udah dari kecil begini pak”, “terus ngeluarinnya gimana?”, “ooh iya… biasanya Fana coba keluarin sendiri pak” Fana memegang buah dada besarnya, ia sibuk menggoyang dan memainkan buah dadanya supaya puting susunya muncul.

“oh gitu ya… mana biar saya bantu Fana”, “ooh iya pak…mmh”, “wow…hehe… eh itu udah muncul…wah…” puting susu Fana akhirnya muncul, tampak besar dan mengeras, “iya ini pak…”, “putingnya Fana besar juga”, “iya pak…eh…aduh…”, “wah… kok keluar susunya Fana?”, “iya pak… kalo udah muncul suka keluar susunya”, “wow… gitu ya…”, “jadi habis itu Fana buang susunya”, “loh jangan”, “kenapa pak?”, “kalo keluar gini… kamu simpen aja di gelas, kamu bisa minum nanti”, “ooh iya bener juga ya pak”, “atau nggak… biar diminum orang langsung…umm…mm… mmh…sluurp…aah…mm”, “ooh pak Boni mau susu saya?”, “mau dong..umm… biar aku minum dari pada dibuang ya…umm”, “ooh iya pak, pak Boni baik sekali mau bantu Fana…” Boni senang bukan main, mulutnya sudah menempel, diemutnya puting kenyal milik Fana, disedot terus, susu segar bisa ia minum gratis.

“mm…sluurp…mm… Aah… kalau gerah gini baiknya minum yang segar segar…hehe…umm..mm”, “iya juga ya pak… Fana juga bisa minum susu Fana sendiri”, “um…sluurp..mm…tuh bener… hehe…mm…” Boni bebas memegang toket besar milik Fana, diremas remasnya, digencet dan digoyang, puting susu Fana bergantian diperah oleh Boni. “pak Boni… maap… itu celananya kena susu saya”, “ooh iya… celana kamu juga…” Boni mencopot celananya, Fana juga ikut ikutan. “saya copot juga deh pak”, “iya bener…fana gak pakai pakaian dalam yah…”, “iya pak, soalnya gerah terus, pak Boni juga gak pakai” Boni bisa melihat memek Fana disela dua paha mulusnya.

“hehe… hmm… agak deketan dong Fana”, “iya pak..mmh…aahn…”, “bentar ya… tuh…ouh…”, “aahn… itu batangnya pak Boni masuk…ke lubangku…aah..”, “iya biar enak ini nyusunya…hehe…ooh…”, “nngh… iya pak…” Boni kini mulai memasukan kemaluannya ke vagina Fana, terasa sungguh nikmat. Boni juga melanjutkan aksinya nyusu, ia kenyot lagi puting susu Fana, sluurp sluurp, segar sekali minum susu sambil menggesekan penis kevagina hangat.

“mm..sluurp…aah… Fana… udah pernah ya lubangnya dimasukin kayak punyaku ini?”, “aah… iya udah pernah pak dirumah dulu”, “ooh pantes…hehe…uuh… Fana, pindah kekamar aja yuk”, “kenapa pak? aah…”, “kamu biar bisa tiduran”, “hmm…iya deh pak…”, “sini biar aku gendong ya…ooh”, “aah… itu nggak dicabut dulu pak?”, “loh biar aja… liat…mmh… tuh bisa kok…uuh”, “aah… iya…” Boni menggendong Fana, sambil masih ia gesek memek hangatnya.

sambil berjalan, Boni gesek saja terus memek Fana, sleeb sleeb, sungguh nikmat ngentot siang hari, Boni sampai tak menggubris air susu Fana yang muncrat kemana mana. sampai kamar, Fana kini memang bisa tiduran, tapi tetap ia akan lanjut disetubuhi. “nah… gini kan Fana bisa tiduran..”, “mmh iya…aahn…”, “eh lupa nggak aku hisap tadi… nanti aku bantu ngepel ya Fana”, “hmm iya pak…aah”, “sekarang… umm… kita lanjut santai dulu dikamar ya…umm…sluurp..mm”, “nghh..aah… dikamar… sama gerahnya pak…aah…”, “iya…nngh… uuh… Fana… gimana rasanya kalau lubangnya ini diginiin?”, “aah… kayak dipijit pak…”, “ooh…mmh… kalau bisa sering sering begini Fana… biar sehat…”, “ooh iya pak…aah…” Fana mendesah dengan suara merdunya, saat vaginanya masih digenjot terus, juga buah dadanya diperah susunya.

bermenit menit Fana menikmati saat disetubuhi Boni. “uuh… mmh..ooh”, “aah.. pak Boni… sudah ya?” Fana merasakan memeknya sudah bebas, karena penis tegak boni sudah ditarik keluar. “belum sih… ini… aku…mau…uuh!” Croot croot, sperma menyembur dan mendarat dibelahan dada Fana. “mmh… itu…hangat pak…”, “iya… bentar ya Fana…” Boni menaruh penisnya dibelahan dada Fana, ia gunakan untuk meratakan sperma di dada Fana. “mmh…uuh…”, “cairan tadi… bagus buat kulit perempuan”, “gitu ya pak? itu batangnya pak Boni kok dijepit?” buah dada besar milik Fana dipegangi, digencet ketengah menyelimuti penis Boni, kembali keras batang kemaluan pria itu.

digesekan pelan pelan, Boni senang sekali tampaknya, “hehe…wow… iya ini… aku pijitin dadanya Fana…”, “ooh… mmh… gitu ya pak”, “iya… Fana… liat ujung batangku itu?”, “iya pak…”, “masukan aja kemulut kamu”, “hmm… umm..mmh…mm”, “ooh… iya gitu… “, “mmh..aah… sakit ya pak kalau kena lidahku?”, “nggak… enak malah… coba kamu jilatin gak papa…”, “mm…umm..mmh…aah…mm… rasanya asin gitu pak…mm”, “ooh… iya itu… vitamin d… coba hisap aja”, “mm..ssp..mm… aah… dalamnya ada lagi itu yang asin…”, “uuh… Fana mau lagi yang asin itu?”, “mau pak Boni… kan vitamin ya…”, “iya…ooh… habis ini aku kasih… kamu pegangin buah dadamu ini dong”, “mmh iya pak..mmh…mmh” Boni menggesek buah dada Fana, sambil merasakan penisnya terpuaskan saat ujung kemaluannya itu dijilat oleh Fana.

sungguh Senang Boni, Fana asyik sekali diajak melakukan adegan nikmat. “uuh… Fana…mmh”, “pak..ummh..mmgh..mmh..mmmh” Boni tiba tiba berpindah, ia maju dan memasukan penisnya kemulut Fana, ia gesek gesek terus, sampai ia klimaks, croot croot, Mulut Fana diisi sperma, Setelah itu Fana baru bisa lepas dari jeratan seks Boni yang kini lelah dan istirahat. “ooh lega…uuh”, “mm…mmgh..m..aah… banyak tadi cairannya pak..mmh… Fana telanjur telan semuanya”, “iya gak papa…enak kan?”, “mnh iya pak…”, “haha… makasih ya Fana, sekarang enaknya tidur aja”, “hmm iya…”, “gak usah pakai baju Fana… nanti makin panas loh”, “ooh iya pak” Fana tidur dengan Boni dikasur itu, Boni sempat menikmati tubuh Fana juga ketika cewek itu tidur. Beberapa jam berlalu, Fana bangun, ia tak melihat kehadiran Boni, hanya tubuhnya terasa lengket karena sesuatu, Fana kemudian memilih pergi mandi saja. Ia lihat puting nya sudah bersembunyi lagi. Dirumah sebelah, Boni masih terbayang nikat ngentot dengan Fana, ia pastikan akan melakukan hal nikmat itu lagi dengan tetangga barunya itu.

============================================================================================
Cerita Seks: Bocah netek toket Fana

Hari berlalu, Fana sudah terbiasa tinggal dirumahnya. meski memang saat siang selalu panas sampai sore. Fana sering jalan jalan untuk mengenal suasana sekitar. “wah… mbak…”, “iya dek?”, “orang baru ya?”, “iya… aku baru pindahan”, “ooh, namamya mbak siapa?”, “aku Fana…”, “ooh salam kenal mbak Fana, aku Irul”, “salam kenal juga irul” Irul kaget benar tau ada cewek montok berkeliaran siang hari. “hehe… mbak Fana mau kemana?”, “keliling aja dek… biar tau sekeliling”, “ooh… ayo mbak… aku ajak kesungai”, “disebelah mana itu?”, “disana… ayo mbak…”, “hmm iya…” Irul mengajak Fana kesungai. Irul tak bisa berhenti melihat buah dada besar Fana dalam tanktopnya, bergoyang terus saat Fana berjalan. “ini mbak sungainya…”, “wah airnya bening ya”, “iya mbak… bersih juga…” Fana duduk jongkok dipinggir sungai itu, Irul menengok terus, dilihati isi tanktop Fana. “iya bersih… disini sejuk ya…”, “iya…wah…” Irul kaget, ketika ia menengok kebawah, ia bisa melihat bibir vagina fana, Fana memakai rok sedang, kini tersingkap dan cewek itu tak pakai cd pula.

“kenapa dek?”, “nggak papa… emang… seger liatnya…”, “iya…hehe…”, “aku juga sering mandi disungai”, “hmm pasti seger ya…”, “iya… mbak Fana… nggak mau coba mandi disini?”, “iya aku mau coba… tapi apa boleh cewek mandi disungai ini?”, “nggak papa, biasanya ada kok ibu ibu mandi disungai, udah… ayo mandi mbak…”, “wah… iya deh…” Fana diajak kesudut teduh pinggir sungai, di bagian dangkal dengan aliran air yang cukup tenang. Irul langsung melepas pakaiannya, “mbak Fana nggak buka baju?”, “ooh iya… sekalian rokku juga deh…” burung kemaluan irul langsung tegang, ketika melihat buah dada Fana yang besar tanpa busana, bahkan makin terangsang ketika melihat seluruh bagian tubuh mulus Fana.

“wah…hmm…”, “wah… iya seger ya..uuh…” Fana segera turun kesungai dangkal itu, mulai ia basah basahan. Irul masih tegang, melihat tubuh basah Fana, begitu menggoda. “dududu… mimpi apa aku semalam…”, “dek Irul… mandi juga nggak?”, “ooh iya mbak..hehe…huuh… ckckck…” Fana seperti tak pernah mandi disungai, ia main air sambil asik membasuh tubuhnya, Irul didekat cewek itu hanya berdiri sambil memegang kemaluannya, ia kocok pelan pelan sambil melihat bidadari mandi. Irul geleng geleng saja, saat melihat Fana tersenyum sambil asyik membasahi buah dada besarnya. “dek Irul… kok bengong…”, “eh… iya… mbak Fana… mana pentilnya?”, “hmm? putingku maksudnya ya dek?”, “eh iya itu…”, “ooh iya ini masih didalem… harus dikeluarin” mulai Fana meremas toket besarnya. “wah… dikeluarin…”, “iya ini putingku sembunyi… nah ini…” puting susu Fana muncul, Irul tak tahan dengan apa yang ia saksikan, Croot croot, ia semburkan sperma kesungai.

“aduh…uhh”, “loh kenapa dek?”, “nggak papa mbak… aku udah deh mandinya”, “hmm iya udah dek” Fana melanjutkan membasuh tubuhnya, Irul memilih menepi dan berteduh. bocah itu masih terangsang, berteduh pun ia masih melihatk Fana, sambil kembali mengocok penisnya. tak lama Irul melihat Fana menepi dan menemuinya, “udah mbak mandinya?”, “anu dek ini… susuku keluar lagi…”, “susu…wah..auh…” Croot croot, Irul klimaks lagi. “kenapa dek?”, “nggak papa cuman burungku ini”, “kenapa itu? kok merah gitu dek?”, “iya… itu susunya mbak…”, “mmh… iya…gimana ya…” Irul tak mampu menutup mulutnya ketika melihat buah dada besar mengalirkan susu segar.

“mbak… biar Irul minum susunya…eeh”, “ooh iya… Irul minum susuku ya…tolong ya dek…”, “i…iya mbak…uuh”, “aduh masih sakit ya burungnya? sini biar aku pangku dek…” Fana duduk merentangkan kakinya, lalu irul duduk dipangkuan Fana. “mmh…wah… mbak… aku..umm..mmh… sluurp..mm”, “iya kamu minum susuku ya…”, “mm…mm..sluuurp…” Irul mana tahan melihat puting susu didepan wajahnya, langsung ia kenyot dan hisap saja, asyik irul menghisap susu Fana yang segar. “dek… burung kamu masih merah…”, “mm…sluurp… aah… kok dipegang mbak…”, “mungkin kalau dielus bisa mendingan dek”, “ooh iya mbak… aku lanjut nyusu ya…umm..mm…sluurp..aah..mm”, “iya dek Irul… aduh kasian burungmu…” Irul tak bisa mengungkapkan kegembiraannya, ia bisa memegang buah dada besar, juga menghisap puting susu kenyal, ditambah penis tegaknya sedang dielus juga, sambil berteduh dipuaskan bidadari.


“mm…sluurp..mm..aah… mbak…uuh” Croot croot, klimaks lagi burungnya Irul, spermanya jatuh ditangan Fana. “ooh cairan ini dek… mm… “, “uuh… kok dijilat sih itu ditangannya mbak Fana?”, “ini kan vitamin dek..mm…”, “ooh…iya iya… uuh”, “dek Irul kok makin lemes ya?”, “iya mbak”, “ya udah ayo kerumah ku dulu aja”, “hmm iya deh mbak” habis berteduh tadi tubuh Fana dan Irul sudah kering. mereka berpakaian, lalu Fana mengajak Irul yang sudah lemas pulang kerumah.

sampai dirumah, Fana mengantar Irul kekamar DOMBET “nah Irul tidur aja ya, istirahat dulu”, “hmm iya mbak” Irul istirahat tiduran dikasur. Fana keluar kamar sebentar, tak lama ia kembali Irul menutup mata sejenak. Fana kemudian melepas tanktop dan roknya, setelah itu ia buka lemari disebrang kasur. Irul malah membuka mata, ia lihat lagi Fana telanjang, ia lihat Fana sibuk sendiri memilih pakaian. Fana tak sadar puting susunya muncul dan meneteskan susu. Irul jadinya mengeluarkan burungnya dari celana, ia kocok lagi kemaluannya yang banyak klimaks tadi.

Fana bahkan sempat nungging dan menunjukan bibir vaginanya pada Irul. tak lama Fana sadar susunya menetes, cewek itu keluar kamar tanpa tau Irul belum tidur. Irul kemudian melihat Fana masuk kamar, ia pura pura tidur lagi. Fana kemudian duduk didekat kasur, sambil membawa wadah. Ternyata Fana sedang sibuk memerah buah dadanya sendiri, susunya menetes mengisi wadah yang ia sediakan. Fana melihat Irul, ia kira sudah tidur, padahal masih mengintip terus.

“hmm? aduh kasian irul burungnya berdiri lagi…” Irul lupa menyimpan kemaluannya kedalam celana, alhasil penis tegaknya dilihat Fana. Irul diam saja masih pura pura tidur. “kalau aku elus lagi nanti keluar cairan itu ndak ya? hmm… maaf ya irul… mbak Fana minta cairan tadi lagi ya…” Fana tangan kirinya memerah susu, tangan kanan mengelus kemaluan tegak milik Irul. Irul menahan kenikmatan saja, ia heran Fana tampak suka memainkan kemaluan laki laki. “hmm… udah deh susunya… nah… oh iya… apa aku emut kayak punya pak Boni ya? hmm..umm..mm…” sudah selesai mengurus susunya, Fana malah fokus mengurus penis Irul, bahkan kini mulai dikulum. Irul makin tak tahan, ia bakal dibikin klimaks lagi. “mm…mm…mmgh..ghhh!” croot, mulut Fana diisi sperma Irul. “mmgh…aah… dah makasih irul…mm… aduh jadi ngantuk… gerah juga… biar deh aku tidur gini…” Fana habis menegak sperma malah ngantuk, ia tidur telanjang disebelah Irul. Irul yang lemas tak berulah, ia juga ikut tidur. beberapa saat berlalu, Irul bangun duluan.

dilihatnya Fana tidur pulas tanpa pakaian. Irul tak bisa berpaling, ia bahkan melihat penisnya sudah tegak lagi. Ia geser Fana, cewek itu jadi tidur menghadap kanan. Irul mencopot celananya, ia siapkan penis tegaknya, Irul merapat dihadapan Fana, ia peluk bidadari tidur itu, lalu bocah itu memasukan penisnya kevagina Fana, sleeb, masuk tanpa susah payah. hangat memek Fana sungguh membuat Irul mabuk kepayang, apalagi dinding vagina Fana menyelimuti kemaluan tegak milik Irul. digesek maju mundur, Irul resmi ngentot dengan Fana yang tidur. Irul tak bisa menahan kenikmatan, sampai ia peluk Fana erat erat.

“mmh…nngh… dek Irul..mmh”, “eeh… mbak Fana…”, “aah… mmh… burungmu..mmh”, “anu mbak…itu…uuh”, “uuh… kalo dimasukin kedalam situ burungmu biar nggak sakit ya?”, “eh…i…iya… gitu…biar… nggak sakit…”, “ooh iya udah…aah… ooh…”, “mmh… mbak Fana…ooh” Irul tak bisa berhenti menusukan penisnya, seperti otomatis bergerak mencari kenikmatan. tak bisa ia lama lama beraksi, ia rasa sudah mau keluar lagi spermanya. “kok dikeluarin dek?”, “ini mbak…mau keluar itu…aah…”, “ooh mau keluar vitaminnya… sini…umm…mm” malah Fana kini ada diatas tubuh Irul, kemaluan bocah itu malah diemut lagi oleh Fana, Irul jadinya bisa melihat memek Fana yang merekah. Irul tak tahan, mulutnya melesat menempel di vagina Fana, ia coba jilati memek cewek itu. posisi 69 itu diterapkan Fana dan Irul, “mmh… mbak Fana…aah” Croot croot, Senang sudah Fana dapat vitamin kesukaanya. “mh..mmgh…gleg..aah.. “ooh… uuh… makasih mbak Fana…”, “hmm iya… wah udah lemas dek burungmu… udah gak sakit pasti ya”, “i…iya…huft…” Sudah tak berdaya Irul klimaks berkali kali.

Setelah itu Fana dan Irul berpakaian, karena hari mulai gelap. “Irul ayo makan sama aku”, “ndak deh mbak, Irul pulang aja, takut dimarahi”, “ooh iya udah”, “mm… mbak… kapan kapan irul main kesini ya”, “ooh iya iya, nanti ketemu disungaj juga gak papa”, “hehe iya… makasih mbak…” Irul pulang dengan amat sangat lega, klimaksnya tak sia sia, semua untuk bidadari bernama Fana.

============================================================================================
Cerita Seks: Fana Suka minum Sperma

Hari hari Fana makin seru, ia banyak kenal orang didesa itu. Fana bahkan sempat mandi disungai lagi, tapi ia malah diajak ngentot beberapa bocah, setelah ia minta bantuan mengurus susunya. suatu hari Fana sedang bersih bersih dirumahnya. “siang mbak Fana”, “oh iya siang adek adek” bocah bocah itu sudah kenal Fana, iya mereka sudah mencicipi tubuh indah fana. “lagi bersih bersih ya mbak?”, “iya ini dek”, “biar kami bantu mbak”, “iya mbak… biar cepet selesai”, “hmm iya makasih ya dek…” Fana senang dibantu oleh bocah bocah itu, memang benar ia bisa bersih bersih lebih cepat. setelah bersih bersih, Fana duduk duduk bersama bocah bocah tadi. “tuh jadi cepet selesai mbak”, “iya… makasih ya adek adek”, “iya mbak…huuft… sekarang jadi haus”, “iya nih panas gini jadi haus”, “kalian haus ya?” bentar aku bikinin minuman ya”, “ah ndak usah mbak…”, “iya… mbak Fana disini aja”, “hmm iya udah” Bocah bocah tak mau minuman lain selain susu Fana yang enak.

Bocah bocah itu sibuk melihati buah dada Fana, “mbak Fana…”, “iya dek…”, “hmm… mbak Fana umur berapa sih?”, “aku umur 20 dek”, “ooh… tapi kok dadanya besar kayak punya ibu ibu”, “iya ndak tau ini dek…oh iya… kalian mau minum susuku ndak?”, “wah… kebetulan…mau mbak”, “iya mbak kalo susunya mbak Fana kami mau”, “iya… bentar ya…” Fana mencopot tanktopnya, buah dada besarnya terpajang bundar indah bergoyang.

“wah…hehe…”, “aku keluarin dulu putingku…”, “wah…hehe… nah itu keluar mbak”, “mmh… iya… belum keluar susunya… kalian…aah” Baru juga muncul, langsung puting susu kenyal Fana disambar, mulut dua bocah itu menempel dan langsung menghisap puting Fana. “mm…mm…”, “mm… ssp…sluurp…aah… udah keluar mbak…”, “ooh  iya udah… mmh… “, “mm…sluurp…mm”, “mm… mm…sluurp…ssp..mm…aah… mbak Fana, aku deketan ya biar bisa enak nyusunya”, “hmm iya dek…ngh”, “aku juga mbak…hmm…”, “kalian kok buka celana?”, “ini… itu… gerah mbak”, “iya gerah…hehe..um…mm…”, “hmm iya makin panas ya…” Fana dikepung dua bocah haus susu, buah dada besar Fana diremas dan digencet terus, puting susu Fana, tak berhenti dijilat dan dihisap, suur suur, susu mengalir dan terus diminum bocah bocah haus itu. dua bocah itu sudah buka celana, mereka sibuk menggesekan penisnya kepaha mulus Fana.

“mm…sluurp…aah… mbak… roknya aku singkap ya”, “hmm iya dek… “, “mbak… liat ini…”, “hmm…  wah burungmu udah tegak ya…eh….aahn… itu ahh… masuk…ke…aah…”, “iya mbak..uuh… aku masukin ya… mbak Fana mau aku kasih vitamin ituloh nanti”, “oh itu…iya…ngh…”, “umm… sluurp… mbak Fana pegang punyaku dong…”, “ini ya…uuh…mmh”, “iya…ooh..hehe…umm…”, “aku minta susunya lagi ya mbak…umm…sluurp”, “nhh… iya…” Fana ngangkang sambil menikmati saja, saat vaginanya mulai digesek penis bocah itu, juga buah dadanya masih dipompa terus susunya. tubuhnya bersentuhan dengan bocah bocah itu, paha mereka digesek gesek, sesekali selain minta nyusu mereka jilati juga tubuh mulus Fana.


dua bocah itu bergantian menggenjot memek Fana yang hangat. sampai berkeringat mereka bersetubuh bersama. setelah puas, mereka berikan apa yang disukai Fana. “mbak… aduh”, “uuh… ini mbak…” Croot croot croot, dua bocah itu klimaks bersama, spermanya sudah disiapkan untuk Fana. “mmh…mm… makasih dek..mmh”, “iya mbak…hehe…” Setelah itu dua bocah itu berpakaian, lalu meninggalkan Fana. Fana pergi kekamar mandi, ia mandi sebentar membasahi tubuhnya yang berkeringat. setelah itu ia keluar kamar mandi, “hehe… habis mandi ya Fana?”, “ooh ada pak Boni… iya pak… habis bersih bersih tadi keringetan” Fana sudah ditunggu didepan kamar mandi, Fana masih telanjang, handuk kecilnya dililit dikepala.

“hehe… makanya kok udah bersih…hehe…”, “iya pak” Fana pergi kekamarnya, diikuti Boni juga. Fana mencari pakaian, diganggu Boni yang sudah mendekat dan sibuk menepuk buah dada Fana yang besar. “Fana… habis ini ngapain?” Boni mencium wangi tubuh Fana, makin mepet ia dibelakang Fana. “mau istirahat aja dikamar”, “hmm… kalo pakai baju lagi nanti kan keringetan lagi… udah istirahat telanjang aja Fana…”, “hmm iya juga ya pak…” Fana tak jadi berpakaian, ia naik kekasur, lalu tiduran dengan santai, Boni segera ikutan tiduran disamping Fana.  tubuh Fana begitu menggiurkan diatas kasur empuk itu. “Fana… aku temenin istirahat siangnya ya…”, “hmm iya pak… aah… loh…”, “wah… susunya kok keluar lagi Fana… puting kamu belum muncul semuanya padahal”, “iya… tadi habis keluar soalnya pak…”, “hmm… sini biar gak ganggu kamu tidur, aku minum susumu ya…hehe…umm…mm…ssp..mm”, “iya pak makasih…” Fana bisa tenang mencoba tidur, saat buah dadanya sudah diurus Boni. Boni pelan pelan saja menikmati susu yang menetes dari puting Fana, ia tak mau memaksa memompa susu Fana keluar.

Boni menunggu Fana, benar saja tak lama. Fana bisa tidur pulas. Baru Boni mulai beraksi, ia langsung mencopot pakaiannya, dan menyiapkan penisnya yang sudah tegang. ia lihati tubuh mulus Fana, putih mengkilau habis mandi. ia pegangi Paha mulus Fana, ia angkat, vagina Fana terlihat siap digesek. Boni menyusupkan penisnya perlahan, sleeb, masuk semua mengisi vagina Fana. rasanya memang nikmat, penis Tegaknya diselimuti dinding vagina hangat. tangan Boni mendarat di buah dada Fana yang kenyal, ia pegangi gunung kembar itu. lalu segera ia mulai menggerakan pinggulnya, sleeb sleeb, otomatis penisnya bergerak perlahan menggesek vagina hangat milik Fana.

Boni senang tau Fana saat tidur selalu pulas, kini saja asyik ia menggesek penisnya maju mundur dengan nikmat. tubuh sintal Fana ikut bergoyang seiring hentakan penis Boni, buah dada besar milik Fana berayun meski sudah dipegangi. Boni membiarkan saja air susu menetes dan membasahi buah dada Fana, gunung kenyal itu jadi mengkilau.Boni meneruskan aksinya, sleeb sleeb sleeb, enaknya menggenjot memek cewek tidur pulas. beberapa menit berlalu, Boni merasa akan klimaks, Tapi ia malah meneruskan menggenjot memek Fana, lalu Croot croot, ia isi vagina Fana dengan sperma. Boni kemudian berhenti sejenak, tapi kemudian ia mulai lagi menyetubuhi Fana, kini tapi lebih santai dan Boni juga memilih menghisap puting susu Fana. entah berapa lama, yang jelas Boni puas sekali menyetubuhi Fana yang sedang tidur.

setelah puas, Boni berpakaian dan meninggalkan Fana dikamar itu. Sorenya Fana terbangun, “mm…sluurp..eeh…mbak Fana udah bangun”, “hmmh… Irul…”, “maap mbak, tadi sampe sini kok mbak Fana tidur telanjang terus susunya mbak Fana keluar juga, jadi Irul bantuin minum susunya mbak Fana”, “hmm gitu ya, makasih ya Irul, aah… kayaknya aku harus mandi lagi”, “hmm iya mbak, Irul tinggal dulu ya”, “iya Irul…” Fana sore itu mandi lagi. Fana masih menikmati harinya meski kebanyakan diajak bersetubuh oleh warga desa itu. Fana juga makin suka dengan vitamin favoritnya, sperma segar.

============================================================================================
Cerita Seks: Fana Digenjot Penis Besar

Fana memang hanya menikmati hari hari tanpa cemas masalah uang, memang ia tinggal menunggu uang transferan dari orang tuanya. “mas… ojek ya”, “iya… mau kemana mbak?”, “mau ke bank mas”, “ooh iya iya… mari mbak” Fana kali itu naik Ojek, Minta diantar ke bank untuk menarik uang. tukang ojek yang ditemui Fana langsung terpukau melihat seksi dan montoknya tubuh Fana. Fana segera saja dibonceng, diantar ke bank yang cukup jauh dari daerah tinggalnya. “maaf ya mas, Fana takut jatuh, jadi aku dempetan ya mas”, “oh iya ndak papa… bagus malah, hehe… ooh jadi namanya mbak Fana ya”, “iya mas saya Fana” Fana jadinya merapat dibelakang pria itu, buah dada montoknya menempel dipunggung tukang ojek itu. “hehe… saya Handoko mbak… mbak Fana baru pindah kesini ya?”, “iya mas, udah agak lama sih”, “ooh gitu ya… saya juga baru balik dari kerja luar kota mbak”, “ooh gitu ya mas” Beberapa saat kemudian Handoko sampai dibank, Fana segera turun dari motor dan masuk kebank. Handoko menunggu Fana sampai selesai mengambil uang, tak lama Fana kembali juga. “sudah mbak Fana?”, “udah mas, anter saya balik ya mas”, “oke…hehe…” Kini Handoko mengantar Fana kembali kerimahnya. Handoko memilih mengendarai motornya pelan pelan, ia menikmati buah dada Fana dipunggungnnya, bila lewat jalan tidak rata, bisa ia gencet gencet gundung kenyal milik Fana itu. entah karena keasyikan berulah, motor Handoko jadi rewel.

“mas Han… kenapa motornya…”, “aduh… mulai rewel lagi ini…”, “rewel gimana mas?”, “iya… gak biasa kena jalan bolong bolong gini…” Handoko kemudian sadar motornya mogok namun tepat berada didekat rumahnya. “gimana mas?”, “saya benerin dulu deh… berhenti dirumah saya… itu udah deket”, “ooh iya sudah mas” Handoko jadinya membawa pulang motornya, plus membawa Fana. sampai dirumah, Handoko segera membenarkan motornya, sedang Fana hanya duduk menunggu. “bentar ya mbak Fana”, “iya mas gak papa, Fana gak keburu buru kok”, “bagus deh… lagi panas panas gini enaknya berteduh dulu mbak”, “iya mas, panas… Fana boleh pinjem toiletnya mas?”, “oh iya masuk aja, dibelakang ya”, “iya mas” Fana pergi kekamar mandi. Handoko segera memperbaiki motornya, setelah selesai, ia siap mengantar pulang Fana.

Tapi Handoko belum melihat Fana kembali dari kamar mandi, jadi ia matikan motornya, ia parkir saja. Handoko masuk kerumahnya dan mencari Fana. Fana ternyata sudah tidak dikamar mandi, cewek itu sudah duduk disofa, telanjang dada pula. “wah… mbak Fana…”, “eh… mas Han… saya numpang nampung susu bentar ya… tadi terlanjur keluar” Handoko bengong, ia lihat Fana sibuk meremas buah dada besarnya, puting susunya menyemburkan susu yang kini ditampung dalam gelas. “wah… mbak Fana bisa memproduksi susu?”, “iya mas… eh iya saya pinjam gelasnya mas”, “hmm iya iya…wah wah…hmm” Handoko jadinya duduk didepan Fana, pria itu melongo, baru pertama ia menyaksikan langsung puting susu perempuan sedang dipencet pencet dan mengalirkan susu segar. Handoko jadi tertarik, ia mendekat dan duduk disebelah Fana.

“mmh… udah banyak ya…”, “kenapa mbak Fana?”, “ndak papa mas… cuman biasanya Fana emang lama gini ngurus dadaku ini”, “hmm… bentar mbak…”, “iya mas… nghh…”, “wah… keluar terus mbak” Handoko mendekat dan memegang buah dada besae Fana, ia elus gunung besar itu, jari handoko kini disekitar puting kenyal Fana, dipencetnya puting kenyal itu, susu muncrat muncrat keluar. “iya…aah… kalo dipencet gitu keluar banyak mas…aah”, “hmm …

um…mm…sluurp..mm…aah.. wah enak susunya mbak… saya bantu minum ya…” Handoko tak tahan, ia dekatkan mulutnya keputing Fana, langsung ia kenyot benda kenyal itu, ia hisap susu segar Fana, rasanya memang nikmat. “aah.. mmh… iya mas… mas Handoko tiduran aja dipangkuan Fana”, “ooh iya bener…naah… umm..mm..sluuurp..aah..mm…” Fana bisa mengistirahatkan tangannya, cewek itu tinggal memegang buah dada montoknya, ia biarkan handoko sibuk menyedot susu dari puting kenyal Fana. “mas Han… motornya udah bisa ya?”, “mm…sluurp… mm…aah.. udah mbak… habis ini ya saya anter pulang”, “nanti aja mas kalau udah gak panas… “, “hehe iya deh… aku mau minum susunya mbak Fana aja dulu..umm…sluurp… mm…aah..mm”, Handoko makin asyik saja, puting susu Fana yang besar diemutnya seperti permen,.dihisapnya terus susu keluar.

Handoko membuka resleting celananya, ia keluarkan penisnya uang sudah tegak. Handoko memegang tangan Fana, ia pandu agar mengelus penis besarnya. “mas Handoko…”, “tolong mbak kocokin punya saya ya…”, “hmm iya mas… ini punya mas Handoko besar ya”, “mm…sluurp..mm…ssp…aah… kenapa emangnya?”, “nggak papa mas, soalnya biasanya gak besar gini”, “gitu ya? bentar… hmm…hehe…” Handoko berhenti nyusu, ia malah kini mencopot celana yang dipakai Fana. Fana tak pernah pakai pakaian dalam, Handoko langsung saja memeriksa selangkangan Fana. “kenapa mas?”, “buka dong mbak”, “iya mas…aah…nngh”, “hehe… pasti mbak Fana bingung ya… muat apa enggak punyaku dimasukan kedalem itu…”, “mm… iya mas… kalo Fana liat kayaknya enggak bisa masuk…”, “kalo enggak dicoba mana bisa tau…hehe…”, “hmm iya juga sih mas”, “hehe… sini mbak dicoba aja” Handoko duduk saja, ia siapkan penis tegaknya yang besar. Fana mendekat, ia menghadap kedepan, bokongnya mulai ia turunkan, kini bibir vagina Fana sudah menempel diujung penis Handoko.

“mmh… nnghh…aaahn…”, “uuh… nah itu masuk kok mbak”, “iyaah…aahn… tapi sulit mas”, “biar gampang gini mbak…”, “aah… mas…aahn… aah…aah” Fana tubuhnya dipegang, ia dipaksa menurunkan tubuhnya, jadi sleeb, vagina Fana terisi penuh penis Handoko, batang kemaluan pria itu tak masuk semuanya, terlalu panjang dan lebar untuk memek sempit milik fana.  Fana kini duduk dipangkuan Handoko, tapi memeknya didobrak penis besar handoko. “ooh… masih sempit ya mbak lubangnya… gimana… tuh muat mbak…ooh”, “aah…iya…aah… tapi… sesak mas…aah…”, “iya… katanya sih makin besar yang masuk makin enak loh mbak rasanya… udah nyender aku aja mbak…nah… mbak Fana tinggal gerakin aja pinggulnya”, “aah…iya…aahn.. ooh…mmh” Fana akhirnya percaya memeknya bisa dimasuki penis besar milik Handoko. Handoko memegang bokong montok Fana, ia angkat lalu ia turunkan, ia bantu Fana melompat lompat diatas penis besar Handoko. “hehe… bentar mbak Fana berdiri dulu”, “aah…iya…nngh… iya mas… bisa masuk ya…uuh”, “hehe… sini hadap aku mbak”, “hmmh iya mas…”, “nah… sekarang mbak Fana masukin sendiri coba tanpa aku bantu”, “hmm iya mas… nngh” Fana kini menghadap Handoko, cewek itu mencoba sendiri menenggelamkan penis besar Handoko kedalam memeknya.

ia turun kan tubuhnya, batang kemaluan Handoko mulai masuk, lalu Fana menurunkan tubuhnya dengan cepat, blees… memeknya dicoblos penis besar lagi. “wah… hebar mbak Fana”, “aah…aah… masuk lagi…aah… mmh”, “hehe… iya… uuh… nih aku goyangin didalem ya mbak…”, “aahn… aah… itu… goyang…aah…ngh” Fana tak tahan, ia baru merasakan vaginanya begitu sesak karena diisi penis besar yang kekar. apalagi saat penis besar itu bergerak naik turun, gesekannya membuat Fana mendesah dan mengerang terus. Handoko tampak gembira sekali, Fana begitu penasaran dengan penis besar tegak itu.

Handoko mengurus buah dada Fana yang melompat lompat, susunya muncrat terus. “mm..sluurp..mm… aku jadi mandi susu nih… mbak Fana suka banget ya kalau lubangnya digesek”, “aah… mmh… rasanya…ooh… aku…mmh”, “hehe… mm…sluurp… lanjutin aja mbak… umm..ssp..mm”, “aah.. mas Han… nanti… keluar itu nggak…”, “ooh iya dong… mau aku keluarin dimana?”, “aah… itu… Fana mau… minum itu…aah”, “wah… suka minum begituan…waw…hmm”, “iya mas…mmh”, “iya udah bentar lagi ya, kalo gitu aku cepetin ya”, “aah…iya…aah…aah!… besarnya…aah… sampai…aah… perutku…aah…aahn…” Fana tak kuasa mendesah, saat Handoko mulai ikut bergerak, penis besarnya dihentakan maju mundur menggenjot memek Fana.

Fana nafasnya terenga engah, ia julurkan lidahnya, tak kuasa ia menahan kenikmatan ngeseks dengan Handoko. “uuh… udah nih mbak… turun dulu ya…”, “aah.. iya…aah…” Fana akhirnya merasakan memeknya bebas setelah penis handoko dikeluarkan. Fana duduk lemas disofa, Handoko didepan cewek itu, menunjukan batang perkasanya. “jadi mbak… mau minum itu…”, “nngh..iya…mau..ummgh..nmmh..mmhf” mulut Fana dicekoki batang kemaluan Handoko, “dimulutnya mbak Fana juga cukup tuh”, “mmh…ngfhgh…mmh”, “ooh… ini mbak aku kasih… uuh” Croot croot crot, sperma menyembur, mengalir masuk sampai ketenggorokan Fana.

“mmgh..mmhg..ghhhg…mmh” Handoko menarik penisnya, lalu terlihat mulut Fana penuh sperma. “ooh… leganya…”, “haagh..mmaah…mm…gleeg.. mm…aaah… vitaminku..aah…mmh…” Fana jadi tergila gila dengan sperma pria yang lezat baginya. Setelah itu, Fana dan Handoko istirahat sejenak, setelah dirasa cuaca tidak terlalu panas, mereka berpakaian, dan bersiap pergi. mereka keluar dari rumah, “mbak Fana, kuat jalan enggak?”, “kuat kok mas…eeh…hehe… “, “tuh kayak orang mabuk haha… nanti pegangan ya”, “iya mas…” Handoko segera mengantar Fana pulang kerumahnya. “udah sampai mbak”, “iya ..mmh, makasih ya mas”, “iya… udah ndak usah bayar mbak ojeknya tadi”, “jangan mas, kan mas Han udah repot”, “udah… tadi udah diganti susunya mbak Fana…hehe…”, “ooh gitu ya mas”, “iya… nanti kalau mau saya anter lagi, gak perlu bayar deh, tapi saya minta susunya mbak fana ya”, “ooh iya deh mas, ntar kalo mau kebank saya temuin mas Handoko”,”nah sip, haha…” Handoko kemudian pergi dengan senyum lebar. Fana segera masuk rumahnya, lalu segera ganti baju, ia pakai baju terusan saja. Ia istirahat dikamarnya. ia bisa tidur lama setelah itu, Fana pasti bisa mengingat begitu rasanya ngentot dengan pria yang punya kemaluan besar dan panjang.

============================================================================================
Fana sudah cukup lama dirumah barunya, ia sudah dikenal banyak orang, ia terkenal baik hati dan suka berbagi. “mbak Fana…”, “eh Irul… ayo main kesungai”, “ayo mbak… tapi aku naruh barang belanjaan ini dulu dirumah”, “hmm iya udah aku ikut kerumahmu ya” Fana ikut kerumahnya Irul. “buk… ini yang tadi udah aku beli”, “iya… wah mbak Fana”, “tadi mbak Fana ikut, bantu aku bawa barang barang”, “wah makasih ya mbak Fana”, “iya bu, kan Irul sering bantu saya, saya juga harus bantu irul”, “pinternya anakku ini haha…”, “apa sih buk… aku keluar dulu ya sama mbak Fana”, “ooh iya iya”, “mari bu…” Irul mengajak Fana pergi. mereka pergi jalan jalan disekitar sungai. “mbak Fana…”, “iya dek…”, “mbak Fana kedesa ini sebenernya mau ngapain?”, “hmm? ya main main aja dek… sambil nunggu”, “nunggu apa mbak?”, “nunggu disuruh balik lagi… eh itu ada temen temen kamu” Fana menyapa bocah bocah teman Irul yang asyik mandi disungai.

“wah ada mbak Fana…”, “wah asyik… ayo mbak mandi…”, “hehe iya iya… bentar ya…”, “asyik… aduh udah berdiri punyaku haha…” Irul geleng geleng, ia lihat Fana sudah mulai mencopot bajunya, setelah itu nimbrung mandi dengan bocah bocah disungai itu. Irul masih penasaran tujuan Fana tinggal didesa ini untuk apa, setau Irul Fana hanya bersantai dan menikmati hari. “Irul… ayo ikut mandi…aah…”, “udah mandi aja mbak… irul disini aja” Irul melihat Fana sudah mulai dikerubungi, toket besarnya sudah dipegangi bocah bocah mesum disekitar Fana, kemaluan bocah bocah itu tegang dan sibuk digesekan ketubuh Fana. Irul heran saja, Melihat Fana begitu senangnya mandi meski digrayangi bocah bocah mesum.

Irul duduk saja didekat sungai DOMBET yang teduh, sambil ia lihat Fana yang mulai menyuguhkan puting susunya. “Rul ayo… gak ikut nyusu? mbak Fana lagi baik hati nih”, “iya bro lanjut aja… aku nonton aja…”, “oke oke…hehe…” Irul mungkin bakal lama menunggu Fana yang kini mulai sibuk mengelus penis penis tegak disekelilingnya. Irul tidur saja didekat sungai itu, yang ia dengar kini suara sungai, desahan Fana, dan tawa canda teman temannya. Irul tidur pulas, disaat Fana mulai sibuk mengurus kemaluan bocah bocah mesum, Fana mulai menyuguhkan memek dan mulutnya juga. “mm..mmh…mmh”, “iya mbak hisap aja punyaku mbak… nanti keluar vitaminnya”, “uuh… habis digesekin bentar punyaku nanti keluar juga mbak”, “ayo cepet dong aku mau juga” Fana terus memuaskan nafsu bocah bocah itu, tentu Fana diakhir persetubuhannya disungai itu bisa dapat banyak air mani, bahkan disekujur tubuhnya. Irul beberapa puluh menit berlalu akhirnya bangun dari tidurnya. Ia lihat sungai sudah sepi, hanya ada Fana yang sibuk membasuh tubuhnya.

“mbak Fana…”, “eh Irul udah bangun?”, “iya… pada kemana mbak?”, “udah pulang semua, katanya mau tidur udah capek”, “hmm, dan mbak Fana gak ada capeknya”, “hah? gimana Rul?”, “eh ndak ndak… udah selesai mandinya mbak Fana?”, “bentar lagi rul…masih bersihin lubangku ini…” Irul bangun tidur jadi nafsu melihat Fana sibuk mengurus memeknya yang tadi habis digenjot dan digesek penis tegak. Tak lama Fana selesai, ia menepi dan duduk didekat Irul. “udah mbak?”, “iya… bentar ya nunggu badanku kering”, “iya… tapi mana bisa kering kalau susunya mbak Fana masih keluar?”, “hmm iya… aduh”, “sini mbak… Irul bantu ya”, “hmm iya makasih ya Irul”, “iya..um…sluurp…mm” Irul asyik saja nyusu, Fana bahkan membantu memerah buah dadanya, jadi Irul tinggal membuka mulut dan menelan susu yang masuk.

“badanku udah kering rul, susuku masih keluar tapi”, “hmm, bentar mbak Irul ada sesuatu” Irul pergi meninggalkan Fana, tak lama ia kembali membawa sesuatu. “apa itu rul?”, “ini plester mbak… biasanya sih buat nutup luka, tapi buat nutup putingnya mbak Fana juga bisa”, “hmm iya… coba deh rul” Irul memasang plester di dua puting susu Fana, alhasil air susu bisa berhenti keluar. “nah udah mbak”, “wah iya udah berhenti ya… irul emang pinter ya”, “hehe… udah ayo mbak balik”, “iya ayo” Fana berpakaian, lalu ia berjalan pulang bersama Irul. Sampai didekat rumahnya, Irul melihat tak ada orang. “wah pada kemana ya?”, “kenapa dek irul?”, “bentar ya mbak” Irul pergi kerumah tetangganya, setelah itu ia keluar sambil menggaruk kepalanya.

“kenapa irul?”, “keluargaku keluar semua mbak, katanya kakekku mendadak sakit, jadi langsung berangkat semua pas tadi aku gak ada”, “hmm terus gimana kamu? nggak bawa kunci?”, “tadi kata tetanggaku disuruh nginep dirumahnya, tapi aku gak mau”, “hmm, iya udah Irul nginep dirumahku aja”, “wah… iya iya”, “iya… kamu bilang dulu ketetanggamu”, “iya, bentar mbak hehe…” Irul segera lapor ketetangganya, saat kembali menemui Fana, Irul tersenyum lebar. “gimana?”, “udah dibolehin mbak”, “siip, udah ayo kerumah”, “hehe iya… asyik…” Irul senang sekali, bisa menginap dirumahnya Fana. Sampai dirumah, Fana langsung kekamae untuk ganti baju. Irul duduk disofa sambil nonton tv. “Irul, mau makan apa nih?” Fana menemui Irul, hanya mengenakan baju terusan yang amat minim, yang hanya menutup setengah dada Fana sampai pahanya. “wah… eh… terserah mbak Fana aja”, “hmm, aku bikin snack dulu ya”, “iya mbak Fana” Fana pergi kedapur. Irul jadi memikirkan Fana, cewek itu pakai baju minim sambil memasak, tampaknya membuat Irul makin penasaran.

Irul memilih pergi kedapur untuk melihat Fana. “eh dek Irul, mau bantu aku masak ya?” Irul terpesona, melihat Fana yang molek sedang masak, tampak begitu indah dimatanya. “waduh… luar biasa…”, “luar biasa gimana dek?”, “eh… ndak, sini biar Irul bantu mbak” Irul membantu Fana, sambil terus memandangi bidadari itu, sungguh luluh hati Irul. meksi masih remaja, Irul sadar bila ia dewasa nanti ia mau punya istri seperti Fana. “nah udah banyak ini… ayo kedepan”, “hehe iya mbak” Fana dan Irul selesai masak, mereka pergi kembali duduk disofa dan nonton tivi lagi. Irul tak bisa berhenti tersenyum, enak sekali nonton tivi sambil makan snack, didampingi Fana yang cantik nan mempesona. Sampai malam Irul menemani Fana bersantai dirumahnya itu.

“dah malem nih, dek Irul nggak ngantuk?”, “mungkin kalau udah dikamar, ngantuknya dateng sendiri mbak”, “hmm iya kayaknya, ayo kekamar rul” Senang sekali irul mendengar itu, segera ia ikuti bokong montok Fana yang bergoyang menuju kamar. Sampai kamar, Fana malah mencopot baju terusannya, ia telanjang lagi. “wah… mbak Fana…”, “dek… lupa tadi belum copot plesternya ini”, “eh iya mbak…”, “putingku jadi muncul terus ya… dek Irul tolong buka plesternya ini ya…” Irul sudah ngaceng lagi batang kemaluannya, kini malah diminta mencopot plester diputing susu Fana. tangan Irul mendekat, ia pegang puting susu Fana, lalu ia tarik plester yang menempel itu.


“mmh… udah mbak…”, “iya… aduh susunya langsung keluar..aaah… Irul…” habis dicopot plesternya, puting besar Fana langsung menyemburkan susu, Irul sampai tercengang, air susu muncrat kewajahnya. “mmh..aah..mm…mm”, “maaf ya irul, wajahmu basah semua…”, “iya mbak… hayo mbak Fana jilatin wajahku dong”, “hmm iya..mm..mm…mh..mm…”, “mmh…mbak Fana…cup..mm…hehe… sekarang biar Irul urus putingnya mbak Fana ini…umm..mm…mm”, “aah… iya… tolong ya irul… tumben ini keluarnya banyak loh”, “iya..umm..mm…gleeg..mm…mm…sluurp…aah… gak papa mbak aku minum semua…umm…”, “iya dek… yang kanan juga ini…aahn…”, “cup..mm..mm….sluurp..aah…. mbak Fana tiduran aja…”, “hmm iya… uuh…mmh” Enak saja Irul, malam itu asyik sekali baginya, ia kini sudah meniduri Fana, sambil asyik ia kenyot dan hisap puting susu Fana.

Irul ikut telanjang juga, ia sudah tak tahan, “mm…sluurp…aah… mbak… aku kasih vitamin ya…”, “hmm iya mana…aah…” Croot croot, Irul sempat memberikan spermanya kemulut Fana. “uuh… yeah… aku mau nyusu lagi..umm..mmn…sluurp..mm”, “uaah..mmgh..aah… Irul belum ngantuk?”, “nggak ngantuk mbak..mm…cup…m…sluurp..aah..”, “hmm iya udah lanjut aja minum susunya ya…”, “iya… mbak aku mau masukin burungku…”, “ooh iya masukin aja dek…aah…mmh… “, “uuh… enak..mm…cup..mmm….sluurp…”, “aah… Irul, peluk mbak Fana aja…”, “iya mbak… uuh…aah…”, Irul memeluk Fana, ia jadi makin enak saja saat menggerakan penisnya keluar masuk vagina Fana. “nngh… irul…”, “iya mbak…uuh”, “besok besok…aah… kalau mandi dirumahku aja deh…”, “hmm iya…”, “aku… maunya vitaminnya Irul aja…”, “ooh… iya mbak… nanti tiap hari irul kasih…uuh”, “mmh… makasih Irul… aku sayang deh sama irul” mendengar itu Irul seketika klimaks, Croot croot crot, memek Fana diisi air mani.

“aah…ooh…mmh…”, “uuh… banyak… yang keluar itu…”, “iya mbak…uuh…” Irul turun dari atas tubuh Fana, ia tiduran disebelah cewek itu. “Irul… udah ngantuk ya?”, “nggak sih mbak… cuman lelah dikit…”, “hmm kalau aku yang diatas kamu gimana dek?”, “wah… iya gak papa mbak…” Fana kini bangun, ia bersedia diatas tubuh Irul. “aah…aah… bentar dek… itu vitaminnya keluar…” memek Fana mengalirkan sperma hasil ulah Irul tadi. “wah…iya… udah turunin aja mbak”, “iya…aku mau lubangku kamu tutup lagi pake burungmu ya dek…aahn…” Fana menurunkan pinggulnya, Kemaluan Irul yang tegak masuk lagi kelubang kenikmatan. “aah… mmh… sini mbak aku minum susunya…umm..mmh..mmm”, “iya Irul…aahn…”, “mm…sluurp…aah… mbak Fana…”, “iya dek…”, “aku juga sayang mbak Fana…”, “iya… seneng deh punya temen kayak kamu dek…”, “mm…sluurp…aah… aku mau jadi adeknya mbak Fana aja…”, “mmh… iya… irul adekku…sayang…mmh” Fana sudah terangsang pula, cewek itu asyik menggerakan pinggulnya naik turun, ia merasakan nikmat luar biasa saat dinding vaginanya digesek penis Irul.

“mm…sluurp..aah..mm…mm… liat mbak…mm… aku hisap dua putingnya mbak Fana sekaligus ya..umm..mm”, “wah… Irul hebat…aahn… “, “mmh…mm…sluurp..aah… mbak..aku mau keluar lagi…”, “ngh… iya kah… mana…” Fana berdiri, kemudian ia duduk disebelah Irul, Fana lalu memegang penis Irul yang basah kuyub, Fana langsung memasukan batang tegak itu kemulutnya. “aah… mbak…aku…aah…” Croot crot crot, mulut Fana diisi sperma Irul.

“mmgh..mmh…mmh…sluurp..mmaah…uaah… vitaminnya Irul…enak…mmh…”, “uuh… mbak Fana…aah…” Fana menelan sperma dimulutnya, setelah itu ia hisap penis Irul, Fana memang tergila gila dengan sperma. “mmh…aah… uuh kenyang aku dek…”, “mmh… mbak Fana hebat ya…” Fana tiduran disebelah Irul, cewek itu kemudian memeluk Irul. “udah irul ayo tidur”, “iya mbak…”, “kamu udah ngantuk juga?”, “belum sih, mbak Fana ngantuk ya?”, “iya… Irul kalau mau minum susu lanjut aja”, “mmh udah mbak… itukan udah gak keluar lagi”, “hmm iya udah…aahn…”, “aku masukin lagi ya mbak… terus kita bisa mulai tidur”, “iya… tidur yuk adekku sayang”, “mmh…iya…” Fana dan Irul tampaknya makin lengket saja, kini mereka bahkan tidur bersama. Fana tampaknya akan lebih banyak bersetubuh dengan Irul, meski nanti ia juga mencicipi vitamin pria pria lain disekitarnya itu.

Tamat.